Kamis, 12 Desember 2013
Shinee Biografi
All About Shinee
SHINee adalah boy band Korea Selatan beraliran R&B kontemporer dan dibentuk oleh SM Entertainment pada tahun 2008. SHINee terdiri dari Onew, Jonghyun, Key, Minho, danTaemin. Penampilan pertama mereka pada 25 Mei 2008 dalam acara Popular Songs di SBS. Mereka membawakan single promosi, Nunan Neomu Yeppeo atau Replay.
Setelah dirilis pada 23 Mei 2008, album mini pertama SHINee REPLAY masuk ke urutan nomor 10 tangga lagu Korea, sebelum akhirnya terhenti di urutan nomor delapan. Album mini REPLAY terjual 17.957 kopi pada paruh pertama tahun 2008.
Pada 7 Juni 2008, SHINee berpartisipasi dalam Dream Concert di Stadion Olimpiade Seoul bersama artis-artis Korea lainnya seperti Epik High, Girls' Generation, Super Junior, TVXQ, dan Wonder Girls. Penghargaan Artis Pendatang Baru terbaik mereka dapat dari Cyworld Digital Music Award, 22 Juni 2008.
Setelah dirilis pada 23 Mei 2008, album mini pertama SHINee REPLAY masuk ke urutan nomor 10 tangga lagu Korea, sebelum akhirnya terhenti di urutan nomor delapan. Album mini REPLAY terjual 17.957 kopi pada paruh pertama tahun 2008.
Pada 7 Juni 2008, SHINee berpartisipasi dalam Dream Concert di Stadion Olimpiade Seoul bersama artis-artis Korea lainnya seperti Epik High, Girls' Generation, Super Junior, TVXQ, dan Wonder Girls. Penghargaan Artis Pendatang Baru terbaik mereka dapat dari Cyworld Digital Music Award, 22 Juni 2008.
SHINee pernah juga ambil bagian dalam SMTown Live 08 yang diadakan 18 Agustus 2008. Mereka tampil bersama rekan-rekan sesama SM Entertainment seperti BoA,Cheon Sang Ji Hee the Grace, Girls' Generation, Super Junior, dan TVXQ. Pada 23 Agustus 2008, SHINee menghadiri upacara penyerahan MNet's 20's Choice Awards 2008, dan memenangi penghargaan Bintang Baru Terpanas.
Album lengkap pertama dari SHINee berjudul THE SHINee WORLD, dan dirilis 28 Agustus 2008. Album tersebut langsung masuk urutan ke-3 tangga album Korea dan terjual sebanyak 30.000 kopi.
Album lengkap pertama dari SHINee berjudul THE SHINee WORLD, dan dirilis 28 Agustus 2008. Album tersebut langsung masuk urutan ke-3 tangga album Korea dan terjual sebanyak 30.000 kopi.
Pada 30 Oktober 2008, SHINee merilis album AMIGO yang merupakan pengemasan ulang dari album THE SHINee WORLD. Dalam album AMIGO dimasukkan tiga lagu baru:Forever or Never (remix dari lagu Sa), Love Should Go On, dan single promosi Amigo.Amigo adalah singkatan dari frasa berbahasa Korea: Areumdaun Minyeorueljoahamyeon Gosaenghanda yang berarti Hati Jadi Sakit Ketika Jatuh Cinta Dengan Si Cantik.
Pada 15 November 2008, SHINee memenangi penghargaan Artis Pria Pendatang Baru Terbaik di Festival Musik MNET KM ke-10, menyisihkan pendatang baru lainnya seperti U-Kiss, 2PM, 2AM, dan Mighty Mouth.
Shinee pernah juga menjadi bintang dalam acara reality show, SHINee's YunHaNam yang tayang di televisi kabel MNet. Acara ini hanya berlangsung 12 episode dari 8 Agustus 2008 hingga 16 Oktober 2008. Dalam setiap episode, anggota SHINee ditugaskan untuk berkencan dengan wanita yang usianya berada di atas usia mereka, sebelum akhirnya wanita tersebut memilih sendiri anggota yang benar-benar akan diajak kencan berdua.
SHINee juga merekam lagu Stand By Me yang menjadi soundtrack serial drama populerBoys Before Flowers yang diadaptasi dari manga Boys Over Flowers oleh Yoko Kamio.
19 Juli 2010 SHINee mengeluarkan album keduanya yang berjudul LUCIFER. Beberapa jam setelah dirilisnya album ini, LUCIFER berhasil menjadi top chart untuk beberapa acara musik serta chart di dunia digital. Dalam album kedua ini lagu-lagu mereka dipilih dengan lebih berhati-hati dalam, dan akhirnya album ini bisa memanjakan pendengar untuk merasakan karakter yang berbeda serta skill bernyanyi yang lebih dewasa dari anggota SHINee. Onew membuat debut di track nomor 9 yang berjudul Your Name, sedangkan JongHyun menyumbangkan lirik pada salah satu lagu di album ini. Untuk track no 7 ditulis bersama-sama oleh semua anggota SHINee, untuk lagu yang berjudulLove Still Goes On dilihat sebagai sekuel lanjutan dari lagu Love Should Go On dari debut mini album REPLAY.
Album daur ulang SHINee yang berjudul Hello dirilis pada tanggal 1 Oktober 2010 bersamaan dengan comeback mereka di KBS musik.
Album daur ulang SHINee yang berjudul Hello dirilis pada tanggal 1 Oktober 2010 bersamaan dengan comeback mereka di KBS musik.
Profil Member :
1.Onew
Nama : Lee Jinki (이진기)
Nickname : Leader Onew
Tanggal lahir : 14 Desember 1989
Tinggi : 177 cm
Gol.Darah : O
Hobi : Musik, Bisa MainPiano & Bisa berbahasa mandarin
2.Jonghyun
Nama : Kim Jonghyun (김종형)
Nickname : Bling Bling Jonghyun
Tanggal lahir : 9 April 1990
Tinggi : 173 cm
Gol.Darah : AB
Hobi : Nonton TV, dance, mengubah lyric n piano & Bisa bahasa mandarin
3.Key
3.Key
Nama : Kim Kibum (김기범)
Nickname : The Almighty Key
Tanggal lahir : 23 September 1991
Tinggi : 177 cm
Gol.Darah : B
Hobi : Rap, Dance, Water Skiing, & Bisa bahasa English, Mandarin
4. Minho
Nama : Choi Minho (최민호)
Nickname : Charismatic Flame Minho
Tanggal lahir : 9 Desember 1991
Tinggi : 181 cm
Gol.Darah : B
Hobi : Bermain sepakbola dan basket, & Bisa bahasa English, Mandarin
5. Taemin
Nama : Lee Taemin (이태민)
Nickname : Handy Boy Taemin
Tanggal lahir : 18 Juli 1993
Tinggi : 175 cm
Gol.Darah : B
Hobi : Dengerin musik, nge-dance, piano & Bisa bahasa English, Mandarin
Aliran Dalam Drama
Aliran-aliran dalam kesusastraan memiliki kesamaan
dengan aliran dalam kesenian yang lain, misalnya dalam seni lukis, seni drama,
bahkan dalam dunia filsafat dan kehidupan sosial. Aliran dalam kesusastraan
berhubungan erat dengan pandangan hidup dan kejiwaan pengarang dan penyair,
serta biasanya terekspresikan dalam karya-karya mereka. Artinya, kita
memasukkan seorang sastrawan/sastrawati ke dalam aliran tertentu,
hendaknya berdasarkan buah cipta mereka. Dengan demikian, seorang pengarang
bisa dimasukkan ke dalam beberapa aliran, karena corak karyanya yang
bermacam-macam. Sementara itu, sebuah novel, cerpen, puisi atau teks
drama bisa dijadikan beberapa contoh yang menunjukkan bahwa seorang pengarang
menganut beberapa aliran.
Ambillah contoh “Nyanyi Sunyi” karya Amir Hamzah,
“Ziarah”, “Merahnya Merah”, dan “Kering” karya Iwan Simatupang, “Gadlob” dan
“Adam Makrifat” karya Danarto, “Harimau! Harimau!”, “Jalan Tak Ada Ujung” dan
“Maut dan Cinta” karya Muchtar Lubis. Antologi puisi “Nyanyi Sunyi” bisa digunakan
contoh untuk romantisme, mistisme, atau religiusme, tiga novel Iwan yang tadi
telah disebut untuk absurdisme dan eksistensialisme, karya-karya Danarto untuk
mistisisme, simbolisme dan absurdisme, karya-karya Muchtar Lubis untuk
idealisme, humanisme, psikolonialisme.
Aoh. K.Hadimadja dalam bukunya “Aliran-aliran Klasik
Romantik, dan Realisme dalam Kesusastraan” mengatakan bahwa “aliran itu tidak
lain daripada keyakinan yang dianut golongan-golongan pengarang yang sepaham,
ditimbulkan karena menentang paham-paham lama. Adakalanya para penganut aliran
yang sama tidak sepaham benar-benar, akan tetapi pada dasarnya mereka tidak
bertentangan, dan ciri-cirinya pengarang membawa pembawaan dan kepribadian yang
khas atau ada seorang karena ciri-ciri yang umum itu, mereka dapat digolongkan
ke dalam aliran tertentu”.
Sementara itu H.B. Jassin dalam bukunya “Tifa Penyair
dan Daerahnya” menyatakan bahwa aliran dalam sastra dapat “ mengenai cara
pengucapan daripada isi yang diucapkan, “ tetapi “ ada pula aliran-aliran yang
menyatakan isi“.
Dari penjelasan di atas dapatlah kita pahami bahwa
aliran dalam sastra sebenarnya berpangkal pada kesadaran sastrawan untuk
menentang paham atau aliran sebelumnya. Perlawanan menentang paham atau aliran
lama itu diwujudkan dalam bentuk ciptaan yang menunjukkan ciri lain daripada
yang ada sebelumnya. Ingatkah Anda pada kumpulan sanjak “Tiga Menguak Takdir”?
Kumpulan sajak itu sebenarnya merupakan bukti perlawanan kelompok penyair muda
(Chairil Anwar, Rivai Apin, Asrul Sani) terhadap Sutan Takdir Alisjahbana.
Perlawanan itu bertolak dari konsepsi kesenian yang berbeda antara dua kelompok
sastrawan itu (Pujangga Baru versus Angkatan ‘45).
Di Indonesia sebenarnya adanya aliran yang secara
sadar diperjuangkan untuk menentang paham atau aliran sebelumnya belum banyak
terjadi. Hal ini salah satu di antaranya disebabkan oleh usia sejarah sastra
Indonesia yang belum begitu lama.
Salah satu indikator (petunjuk) adanya golongan yang
menentang kelompok sastrawan sebelumnya adalah : adanya suatu manifestasi yang
menyatakan pendirian kelompok itu dalam memperjuangkan gagasan-gagasan barunya.
Angkatan ‘45 misalnya dengan manifestasi yang tercantum pada “ Surat
Kepercayaan Gelanggang “ menyatakan pendirian kelompok tersebut, yang berbeda
pendirian dari kelompok sastrawan Pujangga Baru, sementara
itu
“ Manifes Kebudayaan “ (17 agustus 1963) lebih banyak merupakan sikap politik
dari sastrawan kelompok bebas (Manifes) terhadap sastrawan Lekra (Lembaga
Kebudayaan Rakyat), daripada pernyataan melawan kelompok sastrawan generasi
sebelumnya. Hal ini disebabkan sastrawan kelompok Manifes dan kelompok Lekra
hidup sezaman.
Berikut ini akan kita pelajari beberapa aliran dalam
sastra. Hendaknya dipahami bahwa aliran-aliran yang disebutkan di sini tidak
menjamin bahwa sastrawannya secara sadar ingin memperjuangkan gagasan-gagasan
aliran, dengan konsep atau pengertian aliran. Dapat kita indentifikasi karya
sastra tertentu termasuk ke dalam kategori aliran sastra tertentu. Hendaknya
kita sadari bahwa masalah aliran ini bukan merupakan monopoli bidang sastra.
Aliran-aliran itu dapat berlaku dalam bidang seni lainnya, terutama pada seni
lukis. Demikianlah jika kita berbicara tentang aliran realisme, maka aliran itu
tidak hanya khusus berlaku pada sastra, tetapi juga berlaku pada seni lukis.
Penjelasan berikut ini tidak berdasarkan pada urutan sejarah kelahirannya.
A.
REALISME
Aliran ini mengutamakan realitas kehidupan. Sastra
realis merupakan kutub seberang dari sastra imajis. Apa yang diungkapkan para
pengarang realis adalah hal-hal yang nyata, yang pernah terjadi, bukan
imajinatif belaka. Biografi, otobiografi, true-story, album kisah nyata, roman
sejarah, bisa kita masukkan ke sini. Sastra realis juga berbeda dengan berita
surat kabar atau laporan kejadian, karena ia tidak semata-mata realistik.
Sebagai karya sastra, ia pun dihidupkan oleh pijar imajinasi dan plastis bahasa
yang memikat.
Novel “Fatimah“ karya Titie Said, “Rindu Ibu adalah
Rinduku” karya Motinggo Boesye, “Bilik-bilik Muhammad” karya A.R.Baswedan,
skenario “Arie Anggara“ karya Arswendo Atmowiloto, novel biografis
“Pangeran dari Seberang“ karya N.H.Dini tentang Amir Hamzah, novel “Dari Hari
ke Hari“ Mahbub Junaidi, “ Guruku Orang Pesantren “ Syaifuddin Zuhri merupakan
sekadar contoh sastra realis ini. Ia berusaha berjujur terhadap kenyataan,
tetapi hal-hal yang peka, diungkapkan dengan cukup etis dan sublim.
M.H. Abrams dalam kamusnya “ Glossary of Literary
Terms “ menyebutkan bahwa realisme digunakan dalam 2 pengertian :
a. Untuk mengidentifikasi gerakan sastra pada abad
XIX, khususnya prosa fiksi.
b. Menunjukkan cara penggambaran kehidupan di dalam
sastra. Fiksi realistik sering dioposisikan dengan fiksi romantik. Di dalam
romantik disajikan kehidupan yang lebih indah, lebih berani mengambil resiko,
dan lebih heroik, dari pada yang nyata.
Contoh Naskah :
Lakon SITI MANGGOPOH Karya Afrizal Harun
(terinspirasi dari buku Siti Manggopoh Catatan Perjuangan Singa
Betina, yang ditulis oleh Abel Tasman, Nita Indrawati, dan Sastri Yunizarti
Bakry)
TOKOH
SITI MANGGOPOH
RASYID BAGINDO MAGEK (Suami Siti
Manggopoh)
MAK KIPAP (Ibu Siti Manggopoh)
SUTAN TARIAK (Ayah Siti Manggopoh)
MAK LUMA (Ninik Mamak)
H. ABDUL GAFAR (Kulifah Kaji Tarikat)
H. ABDUL MANAN (Alim Ulama)
MAJO ALI (Sahabat Siti Manggopoh)
DULLAH SUTAN MUDO (Sahabat Siti
Manggopoh)
SERDADU
LETNAN
KOMANDAN
KONTROLER BELANDA
RAKYAT
ADEGAN SATU
DI DALAM SEBUAH RUMAH SEDERHANA,
BERKUMPUL BEBERAPA ORANG YANG TERDIRI DARI SITI MANGGOPOH, RASYID BAGINDO
MAGEK, MAK LUMA, HAJI ABDUL GAFAR, HAJI ABDUL MANAN. TAMPAKNYA ADA SUATU
PEMBAHASAN SERIUS YANG SEDANG MEREKA DISKUSIKAN.
MAK LUMA
saya ada mendengar desas-desus yang
Tidak mengenakkan semenjak serdadu Belanda diposisikan di sini, maaf Siti dan
Rasyid. Sebenarnya malam ini kami bertiga mau mendiskusikan hal itu. Karena
kalian berdua sudah ada di sini, apa salahnya, kalau kalian adalah bagian dari
kami juga.
RASYID BAGINDO MAGEK
terima-kasih Angku.
SERENTAK DENGAN SITI.
MAK LUMA
baiklah, kalau begitu kita mulai
saja perbincangan ini.
ABDUL GAFAR
kira-kira kita mau memulainya dari
mana?
RASYID BAGINDO MAGEK (kepada
Mak Luma)
maaf Angku, mungkin Siti ingin
menyampaikan sesuatu. Barangkali saja ini bisa mengawali perbincangan ini.
MAK LUMA
baiklah, silahkan Siti.
SITI MANGGOPOH
sebelumnya saya mohon maaf kepada Mak Luma selaku ninik mamak di kanagarian
Manggopoh ini. Juga kepada Angku Abdul Gafar dan Angku Abdul Manan selaku alim
ulama. Kedatangan saya bersama Udo
Rasyid malam ini, adalah untuk dapat dicarikan solusi-solusi atas kekesalan saya terhadap
prilaku atas kesewenang-wenangan Belanda di Kampung kita ini. Sudah banyak
rakyat kampung kita menderita. Di tambah lagi dengan masyarakat dipaksa
untuk membayar pajak, huh…! Yang mereka sebut dengan istilah belasting hal itu jelas
sangat bertentangan sekali dengan nilai adat yang sudah kita pertahankan.
ABDUL GAFAR
belasting ! kurang ajar! Tampaknya ini
benar-benar tidak bisa dibiarkan. Pantas
tadi sore saya melihat serdadu Belanda
selalu patroli keliling kampung ini.
ABDUL MANAN
sabar Angku Rajo Sipatokah, kita
jangan gegabah dulu, kita belum tahu
kebenarannya secara pasti.
MAK LUMA
benar, Abdul Gafar. Abdul Manan
itu benar. Kita jangan gegabah dulu.
ABDUL GAFAR
maaf… Angku.
MAK LUMA
seperti apa saya bisa mempercayai Seluruh kabar yang sudah
engkau jelaskan Siti?
SITI MANGGOPOH
baiklah, angku akan tahu kebenarannya.
seminggu yang lalu, para Dubalang, Manti dan Basa Empat Jinih, mengadakan
rapat dengan tentara Belanda di
markasnya. Dari sidang tersebut ternyata ada peraturan yang harus disepakati
olehmasyarakat yaitu iuran berupa pajak uang dan tanah.
MAK LUMA
lalu?
SITI MANGGOPOH
para Petinggi kita pura-pura
menyetujui kesepakatan tersebut, kebetulan Udo Rasyid bertemu dengan Manti dua
hari yang lalu, dan menjelaskan semua hasil pertemuan dengan kompeni Belanda
itu.
MAK LUMA
ternyata benar dugaan saya, makanya Angku Abdul Gafar dan Angku Abdul Manan saya minta ke sini.
ABDUL MANAN
apakah benar cerita yang
disampaikan isterimu, Rasyid Bagindo
Magek?
RASYID BAGINDO MAGEK
benar Angku. Apa yang disampaikan oleh Siti seperti itulah kenyataannya.
Makanya dia mengajak saya menemui angku semua, barangkali saja ada
tindakan sebelum peraturan ini menjadi
bebanyang begitu menyakitkan.
MAK LUMA
benar, kita bersama harus membangun strategi dan taktik untuk menggagalkan peraturan biadab ini.
ABDUL MANAN
apakah peraturan ini sudah mereka sampaikan kepada masyarakat?
RASYID BAGINDO MAGEK
sudah. Tapi, masyarakat menolak dengan
lantang. Mereka tidak setuju dengan
peraturan tersebut.
ABDUL GAFAR
kapan mereka menyampaikan peraturan
itu, harusnya saya mengetahui hal ini.
RASYID BAGINDO MAGEK
tadi siang.
ABDUL GAFAR
tadi siang?
RASYID BAGINDO MAGEK
ya, tadi siang.
ABDUL GAFAR
seperti apa kejadiannya, Rasyid.
RASYID BAGINDO MAGEK
serdadu Belanda mengumpulkan
masyarakat di pasar. Kebetulan saya dan Siti juga ada di sana. Ternyata benar apa Yang disampaikan Manti kepada saya, peraturan itu membuat saya geram dan marah. Komandan Belanda itu memberi ancaman kepada masyarakat, apabila bulan depan mereka tidak membayar belasting maka mereka akan di berikan sanksi. Tapi bentuk pajak yang
diharuskan kepada kita belum tahu.
B.
SURREALISME
Aliran yang terlalu mengagungkan kebebasan kreatif dan
berimajinasi sehingga hasil yang dicapai menjadi antilogika dan antirealitas.
Bisa jadi apa yang terungkap itu pada mulanya berangkat dari kenyataan sekitar,
tetapi karena desain imajinasinya itu sudah demikian sarat, kuat dan jauh, ia
terasa ekstrim dan radikal. Ada semacam keadaan trans (hanyut/kesurupan) di
sana, sesuatu yang tidak kita temukan dalam realisme maupun naturalisme.
Surrealisme lebih dekat terhadap absurdisme dari pada
terhadap realisme. Dari sisi tertentu sanjak-sanjak Rendra “ Khotbah “, “
Nyanyian Angsa “, “ Mencari Bapa “, cerpen-cerpen Danarto “ Godlob “, “
Kecubung Pengasihan “, “ Rintrik “, “ Sanu, Infinita Kembar “ Motenggo Boesye
bisa ditunjuk sebagai contoh surrealisme.
Surrealisme merupakan gerakan di kalangan pengarang
dan pelukis di Perancis, yang dimulai sekitar tahun 1920 an. Gerakan ini
menghendaki adanya kebebasan dalam kreativitas artistik, mengungkapkan bawah
sadar dengan imaji-imaji tanpa adanya urutan atau koherensi (seperti di dalam
mimpi), membebaskan diri dari alasan yang logis, standar moralitas, konvensi
dan norma-norma sosial dan artistik.
Surrealisme dapat diartikan sebagai melebihi realisme,
karena surrealisme juga mengagung-agungkan asosiasi yang bebas serta penulisan
secara otomatis, fantasi yang tak terkendali serta asosiasi yang bebas mewakili
suatu dunia yang lebih realistis daripada kenyataan yang riil. Surrealisme
mencoba mengeksploatasi materi-materi di dalam mimpi, keadaan jiwa antara tidur
dan jaga, dan menyerahkan penafsirannya kepada pembaca.
H.B. Jassin menyatakan bahwa “Surrealisme menghendaki
keseluruhan dan kesewaktuan…Sebab itu hasil kesusastraan surrealisme jadi sukar
untuk menurutkannya, logika hilang, alam benda dan alam pikiran dan angan-angan
bercampur baur dalam keseluruhan dan kesewaktuan.
Contoh:
Lakon The Light Of Ken Dedes Karya M Ahmad Jalidu
Cuplikan
Dialog
KEN MEMEY (menepuk pantat)
Nih… panjat Jelo!
KEN SITI
Alah. Ken memey
ini, segitu aja bangga. Nih… Mungil, lincah dan seksi (menggerai rambut,
lalu berpose) Paris Hilten, sang penggoda.
KEN TAKI (datang)
Spada… enibadi
Hom…?
Ken Siti segera
mencipratkan air ke arah Ken Taki yang baru datang.
KEN TAKI
Ini apa-apaan ini,
ada yang jelo ada yang Paris Hilten. Wong saya yang mirip Karmen Elektra aja
nggak somby kok.
KEN MEMEY
Heh,,, body kaya
gitu Karmen Elektra? Bolam Elektra tahu nggak sih?
Semua tertawa…
KEN ROYAH
Eh. Mbak Ken Memey,
gimana jadi nggak nikah sama pak Lurah.. udah 2 tahun janda lho kok
tenang—tenang saja.
KEN MEMEY
Hus! Sapa yang
tenang Roy, tiap malem aku tuh menggelinjang sendiri. Nggak ada yang mau
nangkep…
KEN TAKI
Alah.. pas kapan
itu saya liat Pak Lurah baru mengendap-endap kaya mengetuk jendela Mbak Ken
Memey. Kaya Agen CIA aja, nggak tahunya agen tabloid porno.
KEN MEMEY
Heyy..heyy.. heyy..
are you speaking? Please deh.. yang agen-agenan gitu jangan di sebut. Itu
karena pak Lurah perhatian sama rakyat. Jangan sampe aku yang janda semok ini
digosipkan yang enggak-enggak. Aksi intip pak Lurah itu, Cuma buat mastiin,
kalo Ik baik-baik aja dan terselimuti dengan hangat. just that. Itu aja… jangan
dibesar-besarin dong.
KEN TAKI
Emang punya pak
Lurah udah besar, nggak boleh dibesarin lagi…
Semua tertawa
ngikik…
KEN SITI
sebenarnya gimana
sih hubungan mbak Ken Memey sama Pak Lurah baru?
KEN MEMEY
Hubungan kami?
Ouugghh.. ya jelas hot berguling-guling. Dia kwalahan
terus terima
seranganku.. (terdiam) maksudmu hubungan…
KEN SITI
maksud saya, serius
pacaran apa cuma TTM aja?
KEN MEMEY
Duuhh.. gimana ya?
Dia tuh oke, tapi…
Eh.. udah pada
lihat si sales kuda itu belum?
KEN ROYAH
Sales Kuda?
KEN MEMEY
Sales Kuda. Itu tuh
yang sekarang nginep di rumah Pak Lohgawe. Dia itu penjual Kuda. Sekarang dia
jadi menejer pemasaran kuda di daerah Tumapel. Ngekos di rumah pak Lohgawe.
KEN TAKI
Oo.. si rambut
pirang itu
KEN MEMEY
Iya.. wuiihh cuakep
banget. Perut nya six pack lho. Rambutnya pirang, bule Amrik, keren Boo…
Ken Dedes Muda datang…
KEN SITI
Nah.. ini nih yang
cocok ama Kang sales Kuda. Siapa namanya ?
KEN TAKI
Ken Arok.
KEN ROYAH
Dedes-Arok, cocok
ya..
KEN TAKI
Wow… se level ama
Rama-Sinta tapi ada yang lebih cocok lagi
KEN MEMEY
siapa?
KEN TAKI
Taki-Arok
Semua sigap menimpuki taki dengan baju-baju
basah…
KEN MEMEY
siapa tadi yang
bilang Dedes cocok ma Arok? Alasannya apa?
KEN SITI
Lho. Ya jelas yang
cowok ganteng, yang cewek cantik.
KEN MEMEY
denger ya! Belum
ada undang-undang yang menyatakan cowok paling ganteng harus jodoh sama cewek
paling cantik. And…Belum ada survey yang valid soal siapa yang paling cantik di
Tumapel. You jangan menghembuskan gossip sembarang gossip okeyyy…?!!
Ken memey memandang
Ken Dedes dengan sinis, Ken Dedes Cuma senyum dan melanjutkan kegiatan.
C.
ABSURDISME
Aliran dalam kesusastraan yang menonjolkan hal-hal
yang di luar jalur logika, satu kehidupan dan bentang peristiwa imajinatif,
dari alam bawah sadar, suasan trans. Pengarang aliran ini punya kesan
mengada-ada, sengaja menyimpang dari konvensi kehidupan dan pola penulisan,
tetapi pada super starnya, nampak kuat kebaruan dan kesegaran kreativitas
mereka, bahkan kegeniusan mereka. Umumnya, mereka ini pernah pula sukses
sebagai pengarang konvensional, sebagaimana para pelukis abstrak yang sempat
meroket dan malang melintang di langit dunia mereka, bukan sunyi dari
penciptaan lukisan-lukisan naturalis. Dramawan kontemporer/absurd yang
tersohor, misalnya Putu Wijaya, N. Riantiarno dan Arifin C. Noer, juga punya
seabrek karya konvensional.
Di langit sastra Indonesia, absurdisme sudah memancar
dan mendarah daging pada karya-karya Iwan Simatupang di dasawarsa 60 an, baik
dalam dramanya “ Petang di Sebuah Taman “, dan “ RT 0 RW 0 “, cerpen-cerpennya
yang terakit dalam “ Tegak Lurus dengan Langit “, maupun dalam empat novel
monumentalnya : “ Kering “, “ Merahnya Merah “, “ Ziarah “, “ Koooong “.
Ternyata, kehidupan yang serba mungkin dan dirias renda-renda absurditas ini
banyak mengilhami lahirnya sastra absurd, sebagai bisa diciptakan oleh penyair
Sutarji Calzoum Bachri dalam “ O Amuk Kapak “, “ Yudhistira Ardi
Noegraha dalam “ Omong Kosong “, dan “ Sajak Sikat Gigi “, serta oleh
Ibrahim Sattah dan Sides Sudiarto Ds. dalam sanjak-sanjak mereka, oleh
pengarang Budi Darma dalam kumcerpen “ Orang-orang Bloomington” “, oleh Putu
Wijaya dalam karya-karya sastranya “ Telegram “, “ Stasiun “, “ Lho “, “ Keok
“, “ Sobat “, “ Gres “, di samping drama-dramanya “ Anu “, “ Dag Dig Dug “, “
Aduh “, “ Zat “, oleh Arifin C. Noer dalam “ Kapai-kapai “, “ Mega-mega “, “
Dalam Bayangan Tuhan atawa Interogasi “, oleh N. Riantarno dalam “ Bom Waktu “,
“ Opera Kecoak “ dan naskah saduran “ Perempuan-perempuan Parlemen “.
Contoh Naskah
LAKON RT NOL RW NOL Karya Iwan Simatupang
ADEGAN I
KOLONG SUATU JEMBATAN UKURAN SEDANG, DI SUATU KOTA BESAR. PEMANDANGAN BIASA DARI SUATU PEMUKIMAN KAUM GELANDANGAN. LEWAT SENJA. TIKAR-TIKAR ROBEK. PAPAN-PAPAN. PERABOT-PERABOT BEKAS RUSAK. KALENG-KALENG MENTEGA DAN SUSU KOSONG. LAMPU-LAMPU TOMPLOK.
DUA TUNGKU, BERAPI. DI ATASNYA KALENG MENTEGA, DENGAN ISI BERASAP. SI PINCANG MENUNGGUI JONGKOK TUNGKU YANG SATU, YANG SATU LAGI DITUNGGUI OLEH KAKEK. ANI DAN INA, DALAM KAIN TERLILIT TIDAK RAPIH, DAN KUTANG BERWARNA, ASYIK DANDAN DENGAN MASING-MASING DI TANGANNYA SEBUAH CERMIN RETAK. SEKALI-KALI KEDENGARAN SUARA GEMURUH DI ATAS JEMBATAN, TANDA KENDARAAN BERAT LEWAT. SUARA GEMURUH LAGI.
KAKEK
Rupa-rupanya, mau hujan lebat.
PINCANG (Tertawa)
Itu kereta-gandengan lewat, kek!
KAKEK
Apa?
PINCANG
Itu, truk yang pakai gandengan, lewat.
KAKEK (Menggeleng-Gelengkan Kepalanya, Sambil Mengaduk Isi Kaleng Mentega Di Atas Tungku)
Gandengan lagi! Nanti roboh jembatan ini. Bukankah dilarang gandengan lewat di sini.
ANI
Lalu?
KAKEK
Hendaknya, peraturan itu diturutlah.
ANI TERTAWA TERBAHAK-BAHAK.
KAKEK
Kalau begitu apa guna larangan?
ANI
Untuk dilanggar.
KAKEK
Dan kalau sudah dilanggar?
ANI
Negara punya kesibukan. Kesibukan itu namanya: bernegara.
KAKEK MENGGELENG-GELENGKAN KEPALANYA, TERUS MENGADUK MASAKANNYA. SUARA GEMURUH LAGI.
PINCANG
Kali ini, suara itu adalah suara guruh.
ANI (Tersentak)
Apa?!
PINCANG (Tertawa)
Itu neng, geluduk. Biasanya itu tanda, tak lama lagi hujan turun.
ANI KESAL. IA PERGI KETEPI BAWAH JEMBATAN, MELIHAT KELANGIT. DIACUNG-ACUNGKAN TINJUNYA BERKALI-KALI KELANGIT. SUARA GELUDUK.
ANI
Sialan! Ina!
INA
Apa, kak?
ANI
Percuma dandanan!
INA
Ah, belum tentu juga hujan turun.
(SUARA GELUDUK LAGI).
ADEGAN I
KOLONG SUATU JEMBATAN UKURAN SEDANG, DI SUATU KOTA BESAR. PEMANDANGAN BIASA DARI SUATU PEMUKIMAN KAUM GELANDANGAN. LEWAT SENJA. TIKAR-TIKAR ROBEK. PAPAN-PAPAN. PERABOT-PERABOT BEKAS RUSAK. KALENG-KALENG MENTEGA DAN SUSU KOSONG. LAMPU-LAMPU TOMPLOK.
DUA TUNGKU, BERAPI. DI ATASNYA KALENG MENTEGA, DENGAN ISI BERASAP. SI PINCANG MENUNGGUI JONGKOK TUNGKU YANG SATU, YANG SATU LAGI DITUNGGUI OLEH KAKEK. ANI DAN INA, DALAM KAIN TERLILIT TIDAK RAPIH, DAN KUTANG BERWARNA, ASYIK DANDAN DENGAN MASING-MASING DI TANGANNYA SEBUAH CERMIN RETAK. SEKALI-KALI KEDENGARAN SUARA GEMURUH DI ATAS JEMBATAN, TANDA KENDARAAN BERAT LEWAT. SUARA GEMURUH LAGI.
KAKEK
Rupa-rupanya, mau hujan lebat.
PINCANG (Tertawa)
Itu kereta-gandengan lewat, kek!
KAKEK
Apa?
PINCANG
Itu, truk yang pakai gandengan, lewat.
KAKEK (Menggeleng-Gelengkan Kepalanya, Sambil Mengaduk Isi Kaleng Mentega Di Atas Tungku)
Gandengan lagi! Nanti roboh jembatan ini. Bukankah dilarang gandengan lewat di sini.
ANI
Lalu?
KAKEK
Hendaknya, peraturan itu diturutlah.
ANI TERTAWA TERBAHAK-BAHAK.
KAKEK
Kalau begitu apa guna larangan?
ANI
Untuk dilanggar.
KAKEK
Dan kalau sudah dilanggar?
ANI
Negara punya kesibukan. Kesibukan itu namanya: bernegara.
KAKEK MENGGELENG-GELENGKAN KEPALANYA, TERUS MENGADUK MASAKANNYA. SUARA GEMURUH LAGI.
PINCANG
Kali ini, suara itu adalah suara guruh.
ANI (Tersentak)
Apa?!
PINCANG (Tertawa)
Itu neng, geluduk. Biasanya itu tanda, tak lama lagi hujan turun.
ANI KESAL. IA PERGI KETEPI BAWAH JEMBATAN, MELIHAT KELANGIT. DIACUNG-ACUNGKAN TINJUNYA BERKALI-KALI KELANGIT. SUARA GELUDUK.
ANI
Sialan! Ina!
INA
Apa, kak?
ANI
Percuma dandanan!
INA
Ah, belum tentu juga hujan turun.
(SUARA GELUDUK LAGI).
D.
PSIKOLOGISME
Aliran yang mengutamakan pembahasan masalah kejiwaan
dalam kaitannya dengan berbagai peristiwa dalam cerita. Dalam novel, suasana
jiwa dan konflik batin para pelaku disoroti dengan tajam, detail dan mendalam.
“ Belenggu” Armijn Pane, “ Atheis “ Achdiat Kartamiharja, “ Royan Revolusi “
dan “ Kemelut hidup “ Ramadhan K.H., “ Damai dalam Badai “ dan “ Cintaku Selalu
Padamu “ Motenggo Boesye, “ Bila Malam Bertambah Malam “ Putu Wijaya,
novel-novel N.H. Dini, Titie Said, La Rose, Ike Supomo, Marga T., Ashadi
Siregar, Ahmad Tohari, bisa disebut sebagai novel psikologi.
Contoh Naskah:
LAKON
BILA MALAM BERTAMBAH MALAM
KARYA PUTU WIJAYA
BABAK I
MALAM DI TEMPAT KEDIAMAN GUSTI BIANG. SEBUAH BALE YANG DISEMPURNAKAN UNTUK TEMPAT TINGGAL.
GUSTI BIANG MEMANGGIL-MANGGIL WAYAN.
Adegan I
KELIHATAN NYOMAN SEDANG MENYIAPKAN MAKAN MALAM UNTUK GUSTI BIANG. SEMENTARA WAYAN MENGAMPELAS PATUNG. ORIGINAL SOUNTRACK: WAYAN .. Wayaaaaaan ....
NYOMAN MEMBERI ISYARAT KEPADA WAYAN.
NYOMAN
Benar Ida akan pulang hari ini?
WAYAN
Ya ....
Adegan II
DI RUANG DEPAN ADA KURSI GOYANG DAN KURSI TAMU. GUSTI BIANG NGOMEL TERUS.
GUSTI BIANG
Si tua itu tak pernah kelihatan kalau sedang dibutuhkan. Pasti ia sudah berbaring di kandangnya menembang seperti orang kasmaran pura-pura tidak mendengar, padahal aku sudah berteriak, sampai leherku patah. Wayaaaaan ..... Wayaaaaan tuaaaa.....
WAYAN
Nuna sugere GUSTI BIANG, kedengarannya seperti ada yang berteriak ................
GUSTI BIANG
Leherku sampai putus memanggilmu, telingamu masih kamu pakai tidak?
WAYAN
Tentu saja Gusti Biang, itu sebabnya tiyang datang .........
GUSTI BIANG
Jangan berbantah denganku. Kau sudah tua dan rabun, lubang telingamu sudah ditempati kutu busuk. Kau sudah tuli, malas dan suka berbantah, cuma bisa bergaul dengan si belang. Kau dengar itu kuping tuli?
WAYAN
Betul Gusti Biang.
WAYAN MENINGGALKAN RUANGAN DAN GUSTI BIANG TETAP DUDUK DAN MENGAMBIL JARUM. BERULANG-ULANG MENGGOSOK MATA SAMBIL MENGGERUTU.
Adegan III
GUSTI BIANG
Lubangnya terlalu kecil. Benangnya terlalu besar, sekarang ini serba terlampau. Terlampau tua, terlampau gila, terlampau kasar, terlampau begini, terlampau begitu. Sejak kemarin aku tidak berhasil memasukkan benang ini. Sekarang mataku berkunang-kunang. Oh, barangkali toko itu sudah menipu lagi. Atau aku terbalik memegang ujungnya? Wayaaaaan ...
NYOMAN (Muncul Dengan Baki Di Tangannya Dan Lampu Teplok)
Bagaimana Gusti Biang? Sudah sehat rasanya.
GUSTI BIANG TIDAK MENGHIRAUKAN DAN TETAP MEMASUKKAN BENANG KE JARUMNYA
NYOMAN
Gusti Biang, ini air daun belimbing, bubur ayam yang sengaja tiyang buatkan untuk Gusti.
(Melihat Kesulitan Gusti Biang)
Mari tiyang tolong.
GUSTI BIANG
Waaayaaaaan ...
(Kaget Karena Sentuhan)
Ulaaaaar......
NYOMAN
Ya ya kenapa Gusti terkejut ini kan Nyoman ....
GUSTI BIANG
Kau? Kau
TERBATUK
NYOMAN
Nah, itu sebabnya kalau belum santap malam. Apalagi sejak beberapa hari ini Gusti sudah tidak mau minum jamu lagi, minum sekarang ya?
GUSTI BIANG
Kau .. kau setan, kukira ular belang jatuh dari pohon, bikin sakit jantungku kumat lagi.
NYOMAN
GUSTI BIANG takut sekali dengan ular, kenapa?
GUSTI BIANG
Binatang itu menggigit dan menjijikkan.
NYOMAN
Tapi tidak semua ular berbahaya.
(Tersenyum)
Tiyang juga takut pada ular.
GUSTI BIANG
Aku tak perduli. Apa tugasmu di sini?
NYOMAN
Sekarang sudah saatnya Gusti Biang minum obat.
GUSTI BIANG
Hari ini aku tak mau minum obat.
NYOMAN
Oh ya, baik tiyang tolong dulu Gusti memasukkan benang ke jarumnya.
GUSTI BIANG
Juga tidak. Kau tidak diperlukan di sini
NYOMAN (Memungut jarum di lantai)
Coba dari tadi memanggil tiyang, tidak jadi kusut begini. Gusti Biang terlalu sayang pada Bape Wayan. Lihat gampang bukan?
GUSTI BIANG
Kau jangan menyindir aku, tentu saja semuanya bisa begitu. Aku juga bisa mengerjakannya, tapi lobangnya yang terlampau sempit.
NYOMAN
Terlampau sempit? Piih, semua jarum dibuat kecil Gusti, makin halus makin mahal harganya
TERSENYUM
GUSTI BIANG
Siapa bilang? Itu tak ada lobangnya sama sekali, toko itu menjual kawat utuh kepadaku. Setan alas.
NYOMAN
Tak percaya? Coba sekali lagi.
GUSTI BIANG
Jangan berlagak di sini
(Mengacungkan tongkat).
Ini bukan arje roras! Aku sudah bosan dibohongi dengan sulapan palsumu. Kau pikir aku tak bisa menguasai jarum kecil itu, piih, lakiku sendiri tak pernah menghina aku demikian ...
NYOMAN
Ambilah Gusti Biang. Gusti boleh menyulam sekarang
(Melihat lampu).
Tapi di sini terlalu gelap
(Membesarkan).
Nah, sekarang sudah cukup terang. Ambil Gusti.
GUSTI BIANG
Tidak! Kau mulai menyulap aku lagi, aku tak sudi menyentuh barang sihirmu. Suasana kotor sekarang.
NYOMAN
Kalau begitu, tiyang ikatkan saja ujung benang ini ke kainnya, nanti Gusti Biang meneruskannya saja.
GUSTI BIANG
Pergi! Pergi! Nanti kupanggilkan Wayan supaya kau diusir ....
(NYOMAN TIDAK PERDULI, MENERUSKAN SULAMAN SAMBIL BERNYANYI KECIL)
GUSTI BIANG
Dewa Ratu .. Kau telah merusak sarung bantal anakku .... Waayaaannn.. Waayaaaaaan ....Dimana pula setan itu, Wayaaaan ....
NYOMAN
Sayang sekali Gusti Biang tidak menyuruh Tiyang yang mengerjakannya. Mestinya, ditengahnya bisa disulam dengan warna biru muda. Lalu dengan menulis rapih “Selamat malam kasih, selamat malam pujaan, selamat malam manis, good night my darling”.
GUSTI BIANG
Setan! Setan! Kau tak boleh berbuat sewenang-wenang di rumah ini. Berlagak mengatur
orang lain yang masih waras. Apa good, good apa? Good bye! Menyebut kekasih, manis, kau pikir apa anakku. Wayan akan menguncimu di dalam gudang tiga hari tiga malam, dan kau akan meraung seperti si belang.
NYOMAN
Aduh cantiknya Gusti Biang. Seperti seekor burung merak. Seperti lima belas tahun yang lalu ketika tiyang masih kecil dan sering duduk di pangkuan Gusti. Masih ingatkah Gusti?
GUSTI BIANG
Tak kubiarkan lagi kau bermain di pangkuanku, berak, ngompol. Memang aku ini pelayanmu?
NYOMAN
Gusti Biang memang orang yang paling baik dan berbudi tinggi. Tidak seperti orang-orang lain, Gusti. Gusti telah menyekolahkan tiyang sampai kelas dua SMP, dan Gusti sudah banyak mengeluarkan biaya. Coba tengok bayangan Gusti di muka cermin, seperti
tiga puluh tahun saja .. Mau minum obatnya sekarang Gusti?
GUSTI BIANG
Tidak!
NYOMAN
Tiyang cicipi ya? Cobalah Gusti Biang ... mmm segar.
GUSTI BIANG
Sepatahpun aku tak ingin bicara lagi denganmu.
NYOMAN
GUSTI BIANG, pil ini musti ditelan satu persatu. Pakai pisang ambon atau pisang susu, atau air. Pilih mana yang Gusti suka. Tidak pahit rasanya Gusti. Dan dalam tempo seperempat jam, Gusti akan merasa segar. Sesudah itu minum puyer ini, untuk menghilangkan pusing-pusing Gusti.
GUSTI BIANG
Tidak!
NYOMAN
Obat-obat ini dikirimkan dokter Gusti. Harus dihabiskan.
GUSTI BIANG
Tidak, tidak. Aku tahu semuanya itu. Kalau aku menelan semua obat-obatmu itu, aku akan tertidur seumur hidupku, dan tidak akan bangun-bangun lagi, lalu good bye. Lalu kau akan menggelapkan beras ke warung cina. Kau selamanya iri hati dan ingin membencanaiku ... Kalau sampai aku mati karena racunmu, Wayan akan menyeretmu ke pengadilan.
NYOMAN
Dan yang terakhir baru menggosok punggung dan seluruh anggota badan Gusti yang terbuka dengan minyak kayu putih.
GUSTI BIANG
Tidak, tidak. Tidak akan kubiarkan tubuhku ditelanjangi dan disentuh orang-orang yang kurang ajar. Aku bukan ibumu, aku bukan nenekmu.
NYOMAN
Nah sekarang kita mulai dengan tablet-tablet ini Gusti. Menurut resep boleh ditelan atau dihancurkan, mana yang Gusti pilih. Kita mulai dengan pil merah ini Gusti.
GUSTI BIANG
Dewa Ratu ....
NYOMAN
Sebaiknya ditelan saja Gusti, itu yang paling aman ....
GUSTI BIANG
Aku tak mau dibujuk, mana si Wayan kambing tua itu. Setan ini benar-benar mau meracuniku, Waaayaaaan ..
BILA MALAM BERTAMBAH MALAM
KARYA PUTU WIJAYA
BABAK I
MALAM DI TEMPAT KEDIAMAN GUSTI BIANG. SEBUAH BALE YANG DISEMPURNAKAN UNTUK TEMPAT TINGGAL.
GUSTI BIANG MEMANGGIL-MANGGIL WAYAN.
Adegan I
KELIHATAN NYOMAN SEDANG MENYIAPKAN MAKAN MALAM UNTUK GUSTI BIANG. SEMENTARA WAYAN MENGAMPELAS PATUNG. ORIGINAL SOUNTRACK: WAYAN .. Wayaaaaaan ....
NYOMAN MEMBERI ISYARAT KEPADA WAYAN.
NYOMAN
Benar Ida akan pulang hari ini?
WAYAN
Ya ....
Adegan II
DI RUANG DEPAN ADA KURSI GOYANG DAN KURSI TAMU. GUSTI BIANG NGOMEL TERUS.
GUSTI BIANG
Si tua itu tak pernah kelihatan kalau sedang dibutuhkan. Pasti ia sudah berbaring di kandangnya menembang seperti orang kasmaran pura-pura tidak mendengar, padahal aku sudah berteriak, sampai leherku patah. Wayaaaaan ..... Wayaaaaan tuaaaa.....
WAYAN
Nuna sugere GUSTI BIANG, kedengarannya seperti ada yang berteriak ................
GUSTI BIANG
Leherku sampai putus memanggilmu, telingamu masih kamu pakai tidak?
WAYAN
Tentu saja Gusti Biang, itu sebabnya tiyang datang .........
GUSTI BIANG
Jangan berbantah denganku. Kau sudah tua dan rabun, lubang telingamu sudah ditempati kutu busuk. Kau sudah tuli, malas dan suka berbantah, cuma bisa bergaul dengan si belang. Kau dengar itu kuping tuli?
WAYAN
Betul Gusti Biang.
WAYAN MENINGGALKAN RUANGAN DAN GUSTI BIANG TETAP DUDUK DAN MENGAMBIL JARUM. BERULANG-ULANG MENGGOSOK MATA SAMBIL MENGGERUTU.
Adegan III
GUSTI BIANG
Lubangnya terlalu kecil. Benangnya terlalu besar, sekarang ini serba terlampau. Terlampau tua, terlampau gila, terlampau kasar, terlampau begini, terlampau begitu. Sejak kemarin aku tidak berhasil memasukkan benang ini. Sekarang mataku berkunang-kunang. Oh, barangkali toko itu sudah menipu lagi. Atau aku terbalik memegang ujungnya? Wayaaaaan ...
NYOMAN (Muncul Dengan Baki Di Tangannya Dan Lampu Teplok)
Bagaimana Gusti Biang? Sudah sehat rasanya.
GUSTI BIANG TIDAK MENGHIRAUKAN DAN TETAP MEMASUKKAN BENANG KE JARUMNYA
NYOMAN
Gusti Biang, ini air daun belimbing, bubur ayam yang sengaja tiyang buatkan untuk Gusti.
(Melihat Kesulitan Gusti Biang)
Mari tiyang tolong.
GUSTI BIANG
Waaayaaaaan ...
(Kaget Karena Sentuhan)
Ulaaaaar......
NYOMAN
Ya ya kenapa Gusti terkejut ini kan Nyoman ....
GUSTI BIANG
Kau? Kau
TERBATUK
NYOMAN
Nah, itu sebabnya kalau belum santap malam. Apalagi sejak beberapa hari ini Gusti sudah tidak mau minum jamu lagi, minum sekarang ya?
GUSTI BIANG
Kau .. kau setan, kukira ular belang jatuh dari pohon, bikin sakit jantungku kumat lagi.
NYOMAN
GUSTI BIANG takut sekali dengan ular, kenapa?
GUSTI BIANG
Binatang itu menggigit dan menjijikkan.
NYOMAN
Tapi tidak semua ular berbahaya.
(Tersenyum)
Tiyang juga takut pada ular.
GUSTI BIANG
Aku tak perduli. Apa tugasmu di sini?
NYOMAN
Sekarang sudah saatnya Gusti Biang minum obat.
GUSTI BIANG
Hari ini aku tak mau minum obat.
NYOMAN
Oh ya, baik tiyang tolong dulu Gusti memasukkan benang ke jarumnya.
GUSTI BIANG
Juga tidak. Kau tidak diperlukan di sini
NYOMAN (Memungut jarum di lantai)
Coba dari tadi memanggil tiyang, tidak jadi kusut begini. Gusti Biang terlalu sayang pada Bape Wayan. Lihat gampang bukan?
GUSTI BIANG
Kau jangan menyindir aku, tentu saja semuanya bisa begitu. Aku juga bisa mengerjakannya, tapi lobangnya yang terlampau sempit.
NYOMAN
Terlampau sempit? Piih, semua jarum dibuat kecil Gusti, makin halus makin mahal harganya
TERSENYUM
GUSTI BIANG
Siapa bilang? Itu tak ada lobangnya sama sekali, toko itu menjual kawat utuh kepadaku. Setan alas.
NYOMAN
Tak percaya? Coba sekali lagi.
GUSTI BIANG
Jangan berlagak di sini
(Mengacungkan tongkat).
Ini bukan arje roras! Aku sudah bosan dibohongi dengan sulapan palsumu. Kau pikir aku tak bisa menguasai jarum kecil itu, piih, lakiku sendiri tak pernah menghina aku demikian ...
NYOMAN
Ambilah Gusti Biang. Gusti boleh menyulam sekarang
(Melihat lampu).
Tapi di sini terlalu gelap
(Membesarkan).
Nah, sekarang sudah cukup terang. Ambil Gusti.
GUSTI BIANG
Tidak! Kau mulai menyulap aku lagi, aku tak sudi menyentuh barang sihirmu. Suasana kotor sekarang.
NYOMAN
Kalau begitu, tiyang ikatkan saja ujung benang ini ke kainnya, nanti Gusti Biang meneruskannya saja.
GUSTI BIANG
Pergi! Pergi! Nanti kupanggilkan Wayan supaya kau diusir ....
(NYOMAN TIDAK PERDULI, MENERUSKAN SULAMAN SAMBIL BERNYANYI KECIL)
GUSTI BIANG
Dewa Ratu .. Kau telah merusak sarung bantal anakku .... Waayaaannn.. Waayaaaaaan ....Dimana pula setan itu, Wayaaaan ....
NYOMAN
Sayang sekali Gusti Biang tidak menyuruh Tiyang yang mengerjakannya. Mestinya, ditengahnya bisa disulam dengan warna biru muda. Lalu dengan menulis rapih “Selamat malam kasih, selamat malam pujaan, selamat malam manis, good night my darling”.
GUSTI BIANG
Setan! Setan! Kau tak boleh berbuat sewenang-wenang di rumah ini. Berlagak mengatur
orang lain yang masih waras. Apa good, good apa? Good bye! Menyebut kekasih, manis, kau pikir apa anakku. Wayan akan menguncimu di dalam gudang tiga hari tiga malam, dan kau akan meraung seperti si belang.
NYOMAN
Aduh cantiknya Gusti Biang. Seperti seekor burung merak. Seperti lima belas tahun yang lalu ketika tiyang masih kecil dan sering duduk di pangkuan Gusti. Masih ingatkah Gusti?
GUSTI BIANG
Tak kubiarkan lagi kau bermain di pangkuanku, berak, ngompol. Memang aku ini pelayanmu?
NYOMAN
Gusti Biang memang orang yang paling baik dan berbudi tinggi. Tidak seperti orang-orang lain, Gusti. Gusti telah menyekolahkan tiyang sampai kelas dua SMP, dan Gusti sudah banyak mengeluarkan biaya. Coba tengok bayangan Gusti di muka cermin, seperti
tiga puluh tahun saja .. Mau minum obatnya sekarang Gusti?
GUSTI BIANG
Tidak!
NYOMAN
Tiyang cicipi ya? Cobalah Gusti Biang ... mmm segar.
GUSTI BIANG
Sepatahpun aku tak ingin bicara lagi denganmu.
NYOMAN
GUSTI BIANG, pil ini musti ditelan satu persatu. Pakai pisang ambon atau pisang susu, atau air. Pilih mana yang Gusti suka. Tidak pahit rasanya Gusti. Dan dalam tempo seperempat jam, Gusti akan merasa segar. Sesudah itu minum puyer ini, untuk menghilangkan pusing-pusing Gusti.
GUSTI BIANG
Tidak!
NYOMAN
Obat-obat ini dikirimkan dokter Gusti. Harus dihabiskan.
GUSTI BIANG
Tidak, tidak. Aku tahu semuanya itu. Kalau aku menelan semua obat-obatmu itu, aku akan tertidur seumur hidupku, dan tidak akan bangun-bangun lagi, lalu good bye. Lalu kau akan menggelapkan beras ke warung cina. Kau selamanya iri hati dan ingin membencanaiku ... Kalau sampai aku mati karena racunmu, Wayan akan menyeretmu ke pengadilan.
NYOMAN
Dan yang terakhir baru menggosok punggung dan seluruh anggota badan Gusti yang terbuka dengan minyak kayu putih.
GUSTI BIANG
Tidak, tidak. Tidak akan kubiarkan tubuhku ditelanjangi dan disentuh orang-orang yang kurang ajar. Aku bukan ibumu, aku bukan nenekmu.
NYOMAN
Nah sekarang kita mulai dengan tablet-tablet ini Gusti. Menurut resep boleh ditelan atau dihancurkan, mana yang Gusti pilih. Kita mulai dengan pil merah ini Gusti.
GUSTI BIANG
Dewa Ratu ....
NYOMAN
Sebaiknya ditelan saja Gusti, itu yang paling aman ....
GUSTI BIANG
Aku tak mau dibujuk, mana si Wayan kambing tua itu. Setan ini benar-benar mau meracuniku, Waaayaaaan ..
E.
ALIRAN
ROMANTIK
Sastra romantik ditandai dengan ciri-ciri : keinginan
untuk kembali ke tengah alam, kembali kepada sifat-sifat yang asli, alam yang
belum tersentuh dan terjamah tangan-tangan manusia. Istilah ini juga mencakup
ciri-ciri adanya : keterpencilan, kesedihan, kemurungan, dan kegelisahan yang
hebat. Kecuali itu romantik juga cenderung untuk kembali kepada zaman yang
sudah menjadi sejarah, masa lampau yang terkadang melahirkan manusia-manusia
besar. Pengungkapan yang romantis sering dikaitkan dengan percintaan yang asyik
dunia muda-mudi yang masih hijau dan belum banyak pengalaman. Tokoh-tokoh dalam
fiksi romantik sering digambarkan dengan sangat dikuasai oleh perasaannya dalam
merumuskan segala persoalan. Dikisahkan juga tokoh-tokoh yang tak tahan
menghadapi hidup yang keras dan kejam. Mereka itu kemudian ada yang lari
kegunung atau tempat terpencil lainnya yang dirasakannya jauh dari kekerasan
hidup.
Aoh K. Hadimadja menyatakan bahwa salah satu ciri alam
romantik tokoh-tokohnya suka membunuh diri, karena terlalu kuat dihinggapi perasaan.
Romantisme, aliran yang mementingkan curahan perasaan
yang indah dan menggetarkan yang diungkapkan dalam estetika diksi dan gaya
bahasa yang mendayu-dayu membuai sukma. Contoh : puisi-puisi Amir Hamzah “ Buah
Rindu“, “ Karena Kasihmu “, “ Memuji Dikau “, “ Mengawan “, “ Do’a “,
karya-karya Hamka “ Tenggelamnya Kapal Van der Wijk “, “ Di Bawah Lindungan
Ka’bah “, “ Di dalam Lembah Kehidupan “, roman “ Upacara “ dan kumpulan sanjak
“ Nyanyian Ibadah “ nya Korrie Layun Rampan, kumpulan sanjak
“ Romance Perjalanan “ Kirjomulyo, “ Buku Puisi “ nya Hartoyo Andangjaya.
F.
EKSISTENSIALISME
Liaw Yock Fang dalam bukunya “Ikhtisar Kritik Sastra”
menyatakan bahwa “Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang kemudian menjadi
landasan suatu aliran sastra.”
Ajaran yang pokok dari eksistensialisme ialah bahwa
manusia adalah apa yang diciptakannya sendiri. Manusia tidak ditakdirkan oleh
Tuhan. Jika ia menolak memilih atau membiarkan dirinya dipengaruhi oleh
kekuatan luar, itu adalah kesalahannya sendiri. Karena itu, karya sastra
eksistensialisme sangat mementingkan perbuatan –termasuk perbuatan kemauan-
sebagai unsur-unsur yang menentukan. Unsur-unsur dasar dari manusia seperti
irrasionalitas, ketidak sadaran dan kebawahsadaran juga dipentingkan. Kehidupan
dipandang sebagai sesuatu yang dinamis, yang terus mengalir sedangkan kehidupan
manusia adalah rentetan saat-saat yang berurutan”.
Fuad Hasan dalam bukunya “Berkenalan dengan
Eksistensialisme” mencoba memprkenalkan suatu alam pikiran yang dewasa ini dikenal
dengan nama eksistensialisme, dengan membutiri pendapat filsuf eksistensialis
melalui hasil-hasil karya sastranya. Beberapa pikiran tokoh eksistensialisme
itu dikutipkan berikut ini :
Manusia adalah pengambil keputusan dalam
eksistensinya. Apapun keputusan yang diambilnya tak pernah ia mantap sempurna
(Kiergaard).
Manusia akan terus menerus dihadapkan pada
pilihan-pilihan (Kiergaard).
Dalam hidup ini yang kuatlah yang akan menang, maka
kebajikan utama dalam kehidupan adalah kekuatan, apa yang baik, harus kuat ;
sebaliknya segala yang lemah adalah buruk dan salah (Niezseche).
Dalam pergaulan antara manusia maka yang harus
ditumbuhkan dalam manusia-manusia agung yaitu manusia yang oleh kekuatan tak
bisa mengatasi kumpulan manusia-manusia dalam massa (Nietzseche).
G.
FILSAFATISME
Aliran yang mengedapankan hadirnya nilai-nilai
filsafati, suatu pemikiran mendalam makna hidup, yang biasanya berangkat dari
penghayatan personal. Para pengarang dan penyair yang karya-karyanya kental
berkadar filsafat disebut pujangga. Tidak sedikit di antara mereka sekaligus
filsuf.
Dari R.A. Kartini, R. Ng. Ronggowarsito, Muhammad
Iqbal, Kahlil Gibran, Frans Kafka, Iwan Simatupang, Subagio Sastrowardoyo, Putu
Wijaya, Emha Ainun Najib, banyak terlahir sastra filosofis.
Sastra filosofis ada yang berkadar humanis, adapula
yang religius. Di sisi lain kita temukan spiritualisme, aliran yang
mementingkan nilai-nilai ruhani, kehidupan batiniah, yang menuju kebajikan dan
kesempurnaan. Spiritualisme berbeda dengan psikologisme, karena spiritualisme
sudah mengacu ke moral luhur, sedang psikologisme membahas kehidupan dari segi
jiwanya, lepas dari masalah atau tanpa keharusan penyampaian-penyampaian
nilai-nilai dan akhlak mulia.
Sanjak-sanjak ruhani bisa merupakan bagian dari filsafatisme,
di samping ia sendiri merupakan perwujudan spiritualisme. Filsafatisme bisa
berangkat dari pikiran, bisa pula diilhami wahyu atau mewujudkan renungan hati
nurani. Contoh-contoh di bawah ini bisa dimasukkan ke dalam filsafatisme,
tetapi juga benar untuk dimasukkan ke dalam spritualisme.
H. EKSPRESIONISME
DAN IMPRESIONISME
M.H. Abrams menyatakan bahwa ekspresionisme adalah
gerakan dalam sastra dan seni di Jerman yang mencapai puncaknya pada periode
1910 – 1952. Para pelopornya seniman dan pengarang yang dengan bermacam cara
menyimpang dari penggambaran yang realistik tentang kehidupan dan dunia. Mereka
mengekspresikan pandangan seni mereka atau emosi secara kuat. Ekspresionisme
tidak pernah merupakan suatu gerakan yang dirancang secara baik. Dapat
dikatakan bahwa ciri utama ekspresionisme adalah pemberontakan melawan tradisi
realisme dalam bidang sastra dan seni, baik dalam hal pokok persoalannya
(subyect matter) maupun gayanya (style).
A.F. Scott dalam kamusnya Current Literary Terms A
Concis Dictionary menyatakan bahwa impresionisme merupakan cara menulis
karangan yang tidak memperlakukan realitas secara obyektif, tetapi menyajikan
kesan-kesan (impressions) dari pengarangnya. Istilah impressionisme ini berasal
dari dunia seni lukis pad paruh pertama abad ke 19 di Perancis.
Sementara itu H.B. Jassin menyebutkan bahwa “ suatu
lukisan yang impresiomistis kelihatannya seperti belum selesai. Baru hanya
skets. Segala sesuatu tidak dilukiskan pikiran-pikiran yang sudah masak
dipikirkannya,…..dia hanya mau melukiskan kesannya sepintas lalu, kesan pertama
yang segar “.
I.
MELANKHOLISME
Aliran dengan karya-karya penuh warna muram, sendu,
kehidupan yang getir dan tragis, sarat ratapan dan rintihan. Kisah cinta
klasik, drama-drama dalam film India, cerita-cerita dengan tema kemiskinan,
kemalangan hidup dan penderitaan termasuk melankholisme. “ Di dalam Lembah
Kehidupan “, “ Tenggelamnya Kapal Van der Wijk “, “ Di bawah Lindungan Ka’bah “
karya Hamka, “ Buku Harian Seorang Penganggur “ dan cerpen-cerpen
serta drama-drama Muhammad Ali, puisi-puisi Amir Hamzah dalam “ Buah Rindu “,
kebanyakan sanjak-sanjak Leon Agusta, merupakan sastra melankholik. Lagu-lagu
Rinto Harahap, Charles Hutagalung, Benny Panjaitan, A. Riyanto bisa dimasukkan
ke sini.
J.
IRONISME
Aliran yang mementingkan nada mengejek, kadang terus
terang, kadang melalui sindiran-sindiran. Bisa juga, karya itu sebenarnya
merupakan kritik tajam terhadap kondisi sosial atau perilaku tokoh tertentu. “
Melaut Benciku “ Amal Hamzah, “ Kisah Sebuah Celana Pendek “ Idrus, beberapa
cerpen Hamsad Rangkuti dan “ Sumpah WTS “ dan “ Catatan Harian Seorang
Koruptor “ F. Rahardi merupakan contoh ironisme.
K.
NIHILISME
Aliran yang mengekspos peristiwa atau
pemikiran-pemikiran, bisa saja sampai tingkat filsafat, tanpa landasan moral
kemanusiaan, apalagi Keilahian. Cerita-cerita yang ateistik, komunistik,
sekuleristik, chauvinistik bisa dimasukkan ke dalam fiksi nihilis. Ada memang,
cerita yang menghadirkan paham-paham penafian Tuhan, pemasabodohan agama dan
penghalalan segala cara untuk mencapai tujuan, misalnya “ Atheis “ nya Achdiat
Kartamihardja, tetapi karena tenden pengarang tidak ke sana sebagai justru
terlihat dalam sikap Achdiat yang mengkritik tokoh-tokoh ceritanya itu, maka
karangan tersebut tidak bisa digolongkan ke dalam nihilisme.
L.
NATURALISME
Aliran yang mementingkan pengungkapan secara
terus-terang, tanpa mempedulikan baik buruk dan akibat negatif. Pengarang
naturalis dengan tenangnya menulis tentang skandal para penguasa atau siapapun,
dengan bahasa yang bebas dan tajam. Pornografi, karya mereka jatuh menjadi
picisan, bukan tabu bagi mereka. Biasanya, hal ini benar-benar mereka sadari,
bahkan mereka pun sempat membanggakan naturalisme ini sebagai gaya mereka.
Kumpulan sanjak F. Rahardi, “ Catatan Harian Sang Koruptor “ dan “ Sumpah WTS
“, beberapa sanjak Rendra “ Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta “, “ Rick
dari Corona “, “ Sajak Gadis dan Majikan “, Sajak SLA “ bisa ditunjuk sebagai
contoh pengibar aliran ini. Dari khazanah lama “ Surabaya “ nya Idrus bisa
digunakan sebagai contoh meskipun tidak seseru punya F. Rahardi dan
Rendra.
M.
DETERMINISME
Istilah determinisme berasal dari doktrin filsafat
yang menyatakan bahwa setiap kejadian atau peristiwa itu ada penyebabnya. Dalam
sastra, determinisme mencoba menggambarkan tokoh-tokoh cerita dikuasai oleh
nasibnya, sehingga tokoh tersebut tidak sanggup dan tidak mampu lagi ke luar
dari takdir yang telah jatuh pada dirinya.
Takdir yang dimaksudkan di sini bukanlah takdir dari
Tuhan sesuai dengan konsepsi yang berlaku pada agama langit, melainkan takdir
yang lebih tepat dikatakan sebagai akibat yang tak dapat dielakkan karena
peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya, berupa faktor-faktor biologis,
lingkungan dan sosial.
H.B. Jassin menyatakan bahwa nasib itu “ ditentukan
oleh keadaan masyarakat sekitar, kemiskinan, penyakit, darah keturunan, dalam
hubungan sebab akibat. Menurut ilmu keturunan, ayah atau ibu yang jahat akan
menurunkan sifat-sifat jahatnya pada anaknya atau cucu-cucunya, biarpun
keturunannya itu bermaksud baik, mau memperbaiki dirinya……….Apabila si orang
tua jahat, maka itu bukan pula karena sudah ditakdirkan Tuhan demikian, tetapi
karena keadaan masyarakat yang serba bobrok, orang hidup dalam kemiskinan yang
sangat, pembagian harta kekayaan antara manusia tidak adil “.
(contoh novel “Di Bawah Lindungan Ka’bah” oleh Hamka)
Determinisme berpendapat bahwa tragedi hidup manusia
sudah tercetak dalam kemutlakan, merupakan paksaan nasib yang tak bisa ditembus
oleh segenap daya dan ikhtiar sang pelaku. Orang sadar dengan kodratnya,
sebagai wong cilik, sebagai hamba sahaya, sebagai sang kurban, sehingga tidak
akan banyak menuntut. Ia legawa-legalila nrima ing pandum menerima suratan
nasib, seperti yang terjadi pada Maria Magdalena Pariyem dalam liris prosanya
Linus Suryadi Ag. . Atau, seperti skenario semula, memang tragis penuh tangis.
Determinisme bisa dijumpai dalam “ Trilogi Oedipus “ nya Sophokles, “ Tragedi
Sangkuriang “, “ Pengakuan Pariyem “ nya Linus Suryadi AG, novel “ Kuterima
Penderitaan Ini, Ibu “ Motenggo Boesye, tokoh-tokoh cerita Iwan
Simatupang, Putu Wijaya, Arifin C yang papa. (baca “Merahnya Merah” dan
“Kering” karya Iwan, “Pol” dan “Stasiun” karya Putu, “Mega-mega”,
“Kapai-kapai”, “Umang-umang” klarya Arifin.
N.
SIMBOLISME
Pengungkapan simbolis tidak secara harfiah, melainkan
dengan simbol-simbol. Sebuah simbol berarti sesuatu yang bermakna sesuatu yang
lain. Bunga mawar sebagai simbol dari kecantikan.
Simbolisme merupakan aliran dalam sastra yang mencoba
mengungkapkan ide-ide dan emosi lebih dengan sugesti-sugesti daripada
menggunakan ekspresi langsung, melalui objek-objek, kata-kata dan bunyi. Aliran
ini merupakan reaksi terhadap realisme dan naturalisme yang hanya
berpijak pada kenyataan semata. Sastra simbolik banyak menggunakan simbol atau
lambang dalam mengungkapkan pemikiran, emosi, secara samar-samar dan misterius.
Karya simbolik terkadang sukar dipahami dan hanya
secara samar-samar ditangkap maknanya.
Penyair simbolik bahkan menyukai yang samar-samar itu,
oleh karena bagi mereka puisi harus merupakan teka-teki bagi orang biasa,
tetapi sebenarnya merupakan musik yang indah bagi yang dapat menghayati dan
menikmatinya. Puisi simbolik mencapai keindahannya dengan mengungkapkan objek
secara tidak langsung, secara sugestif, dan dengan memperhitungkan efek
musiknya yang mengandung makna.
Simbolisme, banyak menggunakan kata-kata kias,
lambang-lambang, kata-kata yang bermakna simbolik untuk melukiskan sesuatu.
Sesungguhnya, semua fabel (misalnya “Serial Kancil”, “Hikayat Kalilah dan
Daminah”) adalah contoh tepat simbolisme ini. “ Dengar Keluhan Pohon Mangga “,
karya Maria
Amin,
“ Musyawarah Burung “ karya Fariduddin Attar, “ Kucing “ sanjak Sutardji Q.B.,
“ Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa “ karya Y.B. Mangunwijaya, “Ular dan
Kabut“ sanjak Ayip Rosidi, “Sebuah Lok Hitam“ puisi Hartoyo Andangjaya, hanya
sekadar contoh sastra simbolik ini.
O.
IDEALISME
Aliran dalam kesusastraan yang mengungkapkan hal-hal
yang ideal, pengarangnya penuh perasaan dan cita-cita. Mereka berpendapat,
sastra punya peran untuk suatu perubahan sosial ke arah yang positif. Sastra
bertenden, sebutan untuk karya-karya pengarang idealis, diharapkan mampu
mengubah sikap hidup masyarakat atau pembaca dari yang kurang baik menjadi
baik, dari yang statis menjadi dinamis, dari yang malas menjadi rajin, dan
seterusnya.
Contoh : “Habis Gelap Terbitlah Terang“ karya
R.A. Kartini;
“Layar Terkembang“ karya Sutan Takdir
Alisjahbana
“Kemarau“ karya A.A. Navis, cerpen “Kadis“ karya
Muhammad Diponegoro.
Cerpen “Sisifus” karya Muhammad Fudoli Zaini
P.
HEROISME
Aliran yang mencuatkan nilai-nilai kepahlawanan,
kecintaan terhadap tanah air dan figur teladan bangsa, serta semangat membela
tanah air. “Bende Mataram“ karya Muhammad Yamin, “Diponegoro“ karya Chairil
Anwar, “Monginsidi“ karya Subagio Sastrowadojo, “Tanah Tumpah Darah“
karya Sitor Situmorang, “Stasiun Tugu“ karya Taufik Ismail, “Ode bagi
Proklamator“ karya Leon Agusta, dan tentu saja lagu kebangsaan “Indonesia
Raya“ dan lagu-lagu nasional “Ibu Kita Kartini“, “Satu Nusa Bangsa“, “Padamu
Negeri“, “Rayuan Pulau Kelapa“, juga lagu-lagu “Sepasang Mata Bola“, “Melati
Tapal Batas“, “Pantang Mundur“, merupakan contoh-contoh heroisme ini.
“Percikan Revolusi“ dan “Cerita-cerita dari Blora“ karya Pramudya serta
cerpen-cerpen revolusi Trisno Yuwono “Di Medan Perang“ dan “Laki-laki dan
Mesiu“ bisa dimasukkan ke sini. Heroisme pun kita temukan pada lagu-lagu
tertentu ciptaan Leo Kristi dan Gombloh almarhum.
Q.
RELIGIUSISME
Religiusme, aliran yang mementingkan nilai-nilai
keagamaan atau renungan tentang Tuhan dan manusia di hadapan-Nya. Sastra
religius dimiliki oleh setiap agama, juga oleh sastrawan yang punya penghayatan
personal terhadap Tuhan. “Gitanyali“ karya Rabindranath Tagore, “Rindu Dendam“
karya Y.E. Tatengkeng, “Kata Hati“ karya Samadi, beberapa
sanjak Rendra dalam “Sajak-sajak Sepatu Tua“, “Balai-balai“, “Sajadah Panjang“,
“Aisyah Adinda Kita“ karya Taufik Ismail, “99 untuk Tuhanku“ karya Emha Ainun
Najib, “Nyanyian Ibadah” karya Korrie Layun Rampan, cerpen “Di dalam Kereta Api
Perjalanan Hidup“ karya Riyono Pratikto, novel “Rindu Ibu adalah Rinduku“ dan
“Perempuan-perempuan Impian“ karya Motenggo Boesye, “Wirid“ karya Ikranegara,
novel “Ibuku Sayang“ karya Teguh Esha adalah sekadar contoh sastra religius
yang bisa dijumpai.
R.
TRANSENDENTALISME
Aliran yang mengetengahkan nilai-nilai transendental,
renungan-renungan hidup yang mendalam, yang metafisis (di atas hal-hal yang
fisik/nampak). Kalau sastra sufi merupakan katarsisme, maka sastra aliran ini
kebanyakan bersifat kontemplatif. Sanjak-sanjak Afrizal Malna dalam “Abad yang
Berlari”,
“Isyarat“ dan “Suluk Awang-uwung“ karya Kuntowijoyo,
cerpen-cerpen Danarto dan Hamid Jabbar, serta Ahmad Tohari, sanjak-sanjak Umbu
Langgu Peranggi dan Goenawan Mohamad, juga “Sejuta Milyar Satu“ karya Eka
Budianta, merupakan contoh Transendentalisme.
S.
KOMEDIALISME
Penuh suasana ceria, kocak, menganggap hidup penuh
optimisme dan rasa humor, berbeda dengan determinisme dan melankolisme yang
pessimistis. Tetapi ia tidak identik dengan lawak. Gaya bahasa Mahbub Junaidi
dan Slamet Suseno, bahkan Y.B. Mangunwijaya dalam “Puntung-puntung Rara Mendut“
mengacu ke sini. Drama “Tuan Kondektur“, “Pinangan“, “Orang-orang Kasar“ karya
Anton Chekov, “Kejarlah Daku kau Kutangkap“ karya Asrul Sani, novel “Dari
Hari ke Hari“ karya Mahbub Junaidi, “Arjuna Mencari Cinta“ dan “Yudhistira
Duda“ oleh Yudhistira Ardi Noegraha merupakan sebagian contoh komedialisme.
(Dari berbagai sumber, ditulis pertama kali 27 Juni
2007 – danriris)
Langganan:
Postingan (Atom)